Rabu, 10 Juni 2015

PRODUKSI TELEVISI



Produksi televisi   adalah   suatu   proses   kreatif  yang    melibatkan   penggunaan peralatan-peralatan    yang  rumit  dan  koordinasi sekelompok  individu  yang  mempunyai kepekaan estetis dan kemampuan teknis untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kepada    penonton. Di    bagian   manapun     kita berperan    , harus   di sadari   bahwa    proses produksi televisi adalah  suatu team  work. Bahkan dengan  hanya  sebuah  camera praktis sekalipun , kita masih membutuhkan bantuan orang lain untuk memegang microphone , lampu  ,  reflektor  ,  atau  alat  yang  lain.  Supaya  kita  memperoleh hasil  yang  maksimal.

Lebih banyak peralatan yang kita gunakan , lebih banyak orang yang ambil bagian. Jadi tugas utama dalam produksi televisi adalah bekerja dengan orang lain , baik yang berada di  depan  camera  (  aktor  , aktris  ,  presenter  )  ataupun  yang  berada  di  belakang  (  crew produksi , teknisi , sutradara , dan yang sebagainya. )

PERALATAN PRODUKSI

Peralatan produksi televisi yang utama adalah camera. semua jenis camera video pada prinsipnya bekerja dengan cara yang sama yaitu mengubah gambar optik yang di hasilkan oleh lensa mennjadi sinyal elektronic yang di namakan sinyal video. Sinyal ini akhirnya di ubah kembali oleh pesawat televisi menjadi gambar yang bisa di lihat oleh pemirsa.

Lensa adalah bagian dari yang terpenting dari camera lensa memiliki bagian pandangan tertentu dan menghasilkan gambar optik yang di teruskan ke permukaan tabung atau CCD (Charge Choupled Device). Ada bermacam jenis lensa - lensa wide angle lensa standart  lensa tele  akan tetapi  yang biasa di pergunakan pada camera video adalah lensa zoom.

Alat penyangga camera sangat penting untuk kestabilan gambar. Dengan menggunakan treepode dan dolly atau pedestall. Kita bisa menggerakkan camera di lantai studio secara luwes ,membalik kearah lain, menaikkan camera atau menurunkannya, mengikuti obyek yang bergerak dengan stabil dan enak.

Seperti  mata  manusia  ,  camera  tidak  dapat  melihat tanpa sinar  . pengetahuan tentang berbagai peralatan lighting ( lampu filter , dimmer , reflektor ) sangat penting. Tanpa penyinaran    yang    baik  , camera    yang   canggih    sekalipun    tak  akan   mampu menghasilkan gambar  yang baik.  Sebaliknya penataan lighting tak akan  bisa membantu kita memperoleh gambar yang kita inginkan . apabila camera tidak bisa melihat dengan baik.  Tujuan  lighting  supaya camera  video  cukup  mendapatkan  cahaya  untuk  melihat obyek untuk mendapatkan kesan adanya ruang waktu dan suasana dari suatu adegan.

Walaupun dalam istilah televisi tidak termasuk audio , namun bagian suara juga merupakan  unsur  yang  penting  ,  fungsi  audio  di  dalam program  televisi  tidak  hanya menyajikan informasi dari gambar  ( visual  ) saja  , tetapi juga untuk menciptakan suatu suasana sebagai pendukungadegan , sehingga penonton bisa ikut merasakan peristiwa atau adegan yang sedang di pertunjukkan. Gambar program televisi sering menggoda banyak orang untuk mengabaikan audio , maka audio dalam suatu produksi sering rendah kualitas dan mutunya. Untuk itu kita harus memberi perhatian khusus pada unsur-unsur produksi audio.

Peralatan – Peralatan Lainnya :

Video cassette recorder ( VCR )         : alat perekam caset video
Camera control unit ( CCU )                         : alat untuk mengatur camera , serta mencocokkan camera dengan peralatan lain , pengatur balans warna , video level dan diafragma  ( IRIS ).
Time base corrector                                        : untuk mengoreksi kesalahan – kesalahan hasil rekaman , menstabilkan sinyal video dari VCR apabila di transfer ke peralatan lainnya.
Switcher                                                              : vision mixer atau di sebut juga special effects generator , untuk membuat perpindahan gambar dari satu sumber video ke sumber video lain, menciptakan special effects , memilih gambar dari satu sumber untuk di rekam ( on air ).


STAFF PRODUKSI

Executive Producer

Seorang yang memprakarsai, bertanggungjawab secara keseluruhan atau memiliki modal produksi paket acara.

Producer

Bertanggung jawab atas seluruh produksi, dari mulai   perencanaan, penulisan naskah, produksi final dan editing . Bertanggung jawab atas anggaran, biaya produksi  dan merorganisir segala hal, termasuk operasi  produksi dan team.

Program Director

Bertanggung jawab atas hasil audio dan visual  yang di ciptakan, mengarahkan pemain, mengkoordinir seluruh crew baik yang berada di control room maupun di studio floor. Director juga harus memperhatikan beberapa  monitor sekaligus , baik monitor camera atau dari sumber video yang lain ( VTR ), dan memilih shot - shot yang akan di rekam (ON AIR).

Technical Director

Bertanggung jawab dalam mermpersiapkan dan menyetel semua peralatan yang akan di pergunakan , supaya alat yang yang satu dengan lainnya bisa singkron , bertugas mengawasi crew technic dan peralatan  lainnya.

Floor Director

Bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi di dalam studio floor, melihat bahwa  segalanya berlangsung dengan baik. Bertindak sebagai penghubung untuk menyampaikan pesan – pesan program director pada crew dan pemain, memberi aba – aba ( cue ) atau tanda – tanda pada pemain setelah mendapat perintah dari sutradara .

Switcherman

Mengoperasikan peralatan video mixer, bertanggung jawab memilih gambar diruang sub control.

Cameraman
           
Mempersiapkan dan mengatur camera sehingga memperoleh gambar dengan komposisi yang baik.
           
Audioman
           
Bertanggung jawab pada peralatan mixing , audio mixer , dan bermacam-macam sumber audio  ( microphone , tape recorder mengatur balance suara dari berbagai sumber juga mengatur penempatan microphone.

Lightingman
           
Bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan tata cahaya , mengatur penempatan sumber cahaya , mengarahkannya , sehingga memperoleh efec yang di inginkan.
           
VTO

Bertanggung  jawab  atas  kualitas  technic  hasil  rekaman pada VCR ( video cassette recorder ) , sekaligus mengoperasikannya .


TAHAPAN PRODUKSI
Suatu program acara televisi memerlukan perencanaan dan pertimbangan yang matang untuk dapat diproduksi. Mulai dari materi yang menarik, tersedianya sarana dan biaya, serta organisasi pelaksana. Suatu produksi program yang melibatkan banyak peralatan, orang dan biaya yang besar memerlukan suatu organisasi yang rapi agar pelaksanaan produksi jelas dan efisien.
Tahapan produksi menurut Gerrald Millerson terdiri dari tiga bagian yang biasa disebut dengan standard operation procedure (SOP),yaitu:

1) Pra-Produksi

Perencanaan  untuk  1  program  mungkin  bisa  berhari - hari,  berminggu - minggu, atau bahkan  berbulan - bulan,  sebelum  produksi  yang  sesungguhnya. Program  yang rumit, lebih  lama  waktunya   yang  di  butuhkan  dalam  tahap  ini. Selama tahap ini, producer dan  director  bekerja  sama  dengan  penulis  untuk menyempurnakan naskah. anggota team produksi utama    (produser, director, dan scienic designer) mengadakan pertemuan untuk diskusi program dan bagian yang akan di tangani.

Tahap pra produksi adalah kunci keberhasilan produksi. Kesulutan – kesulitan bisa di hindari  bila  produksi  telah  di  rancang  dan  di  rencanakanjauh  sebelumnya  secara  hati - hati dan teliti . dengan seluruh anggota team produksi yang sadar akan tugas dan tanggung jawabnya  masing - masing. Lebih  mudah  mengoreksi  masalah - masalah  pada  kertas selama  pra  produksi  .dari  pada  kemudian  menemukan  kesulitan - kesulitan  pada  saat produksi , sehingga biaya produksi bisa di tekan . Merupakan tahap perencanaan dan persiapan dari sebuah produksi, tahap ini meliputi :

a) Ide atau gagasan, yaitu penemuan atau pemilihan ide apakah menarik dan layak dijadikan sebuah program. Kemudian dilanjutkan dengan riset dan pengembangan gagasan tersebut.

b) Pembuatan naskah kasar serta treatment produksi dari hasil pengembangan gagasan dan riset.

c) Perencanaan awal, tahap ini meliputi perencanaan interprestasi produksi (planning meeting), stage desain, tata cahaya, tata suara, make up, wardrobe dan fasilitas teknik.

d) Pengadaan casting dan menentukan artis, kemudian blocking dan penyempurnaan naskah.
e) Perencanaan teknis, tahap ini untuk menentukan peralatan yang dibutuhkan sesuai konsep seperti pemilihan kamera. Perencanaan grafis, konstruksi produksi, penyelesaian administrasi kontrak dan perijinan, budgeting serta pemantapan produksi.

f) Rehearsal script, yaitu naskah yang digunakan untuk persiapan ketika latihan, dalam naskah ini sudah tercantum secara detil tentang setting, karakter, dialog dan adegan.

g) Pra-studio rehearsal, dimulai dengan briefing kru serta reading para pemain yang dipimpin oleh sutradara atau pengarah acara. Pengarah acara mengarahkan pemain, blocking, posisi, pengadeganan sesuai dengan treatment yang dibuat.

h) Run trough, dimana rehearsal studio dilakukan mulai dari blocking kamera, tata cahaya, tata artistik dan pemain melakukan latihan hingga terbiasa dan nyaman di studio.

2) Produksi

Setelah perencanaan dan persiapan matang, maka pelaksanaan produksi dimulai. Pengarah acara memimpin jalannya produksi bekerjasama dengan kru dan artis yang terlibat. Masing-masing kru melaksanakan tugasnya seperti rehearsal yang telah dilakukan sebelumnya dan sesuai naskah maupun rundown yang ada.

MACAM – MACAM PRODUKSI

A.          Produksi lapangan

ENG ( ELECTRONIC NEWS GATHERING ).
Produksi berita elektronic. Proses rekaman video jenis berita dengan menggunakan peralatan yang mudah di bawa (PORTABLE)  misalnya  camera  dengan  vcr  portable  dan  1 microphone  ,  dengan  crew seorang juru camera di sertai seorang sutradarayang sekaligus merangkap sebagai reporter.

EFP  (  ELECTRONIC  FIELD  PRODUCTION ).
Produksi  lapangan  elektronik. Sama dengan  ENG , hanya jenis program yang di produksi adalah dokumenter , sinetron , ( film
style ).

MCR ( MULTI CAMERA REMOTE ).
Produksi   lapangan    dengan    mempergunakan camera lebih dari satu , dengan di bantu peralatan lain seperti swtcher , tv monitor , sound audio system . produksi yang di rekam adalah sinetron , musik , olah raga , dll.

B.           Produksi studio.

LIVE
Program  di  siarkan  secara  langsung  ,  tahap  produksi  merupakan  tahap  akhir dalam   suatu  proses   ,  kebanyakan     program  –    program    berita  , olah   raga  ,  upacara kenegaraan yang di siarkan secara langsung.

VIDEO TAPING
program yang di rekam dengan video / video cassette.


LIVE ON TAPE
Produksi yang berlangsung terus tanpa berhenti sampai akhir program, editing hanya dalam hal - hal khusus ( insert editing ).

4. Pasca Produksi. ( pos produksi )
    a.   studio strike------- > semua peralatan / setting di bongkar.
    b.   Video tape editing
    c.   Audio sweetening / dubbing
    d.   Evaluasi program

Apabila program acara bukan live show maka semua shot dicatat oleh bagian pencatat dengan menyertakan timecode, isi adegan, dan tanda bagus atau tidak. Catatan ini nantinya akan berguna saat proses editing. Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap akhir shooting hari itu juga untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sudah bagus. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya.

3) Paska-produksi

Merupakan tahap akhir dari sebuah produksi program acara televisi, setelah produksi lapangan maka materi masuk dalam pos editing.

Tahap ini meliputi:

a) Editing

Proses penyusunan gambar menjadi sebuah cerita yang padu dan barkesinambungan sesuai konsep naskah. Dalam tahap editing ini yang pertama dilakukan adalah:
1) Editing offline

Yaitu memilah materi yang dianggap bagus sesuai catatan selama produksi berlangsung. Kemudian dilakukan capturing atau digitizing yaitu mengubah hasil gambar dalam pita menjadi data file. Dalam editing offline ini gambar disusun mengikuti urutan adegan namun bisa dimulai dari adegan manapun mungkin dari tengah awal baru akhir, baru kemudian disusun berurutan.
2) Editing online

Tahap ini adalah penyempurnaan dari editing offline yaitu penambahan insert, pemberian efek gambar, suara, transisi, musik, credit title dan penyesuaian durasi tayang.
3) Mixing

Setelah semua komponen gambar dan suara selesai disusun selanjutnya adalah mixing audio sesuai standar penyiaran. Disini proporsi suara diatur mana suara yang perlu dominan dan mana yang dijadikan backsound jangan sampai suara saling mengganggu. Setelah semua selesai maka selanjutnya adalah print to tape atau diubah kembali kedalam pita kualitas broadcast.

b) Preview

Sebelum program diprint untuk disiarkan maka dilakukan preview oleh produser untuk memastikannya program sudah benar-benar fix. Jika ternyata masih terjadi kesalahan maupun perlu dikurangi atau ditambah sesuatu maka dilakukan revisi kembali. Setelah revisi fix barulah print on tape dan siap tayang. Kaset atau Tape yang digunakan masing-masing stasiun televisi belum tentu sama ada yang menggunakan jenis pita Betacam, DVCPro, DVCam dan lainnya.

c) Tranmisi

Setelah semua urusan editing selesai selanjutnya masuk pada bagian tranmisi yaitu bagian on air penyiaran program.

Studio strike------- > semua peralatan / setting di bongkar.

Video tape editing

Audio sweetening / dubbing

Evaluasi program

Apabila program acara bukan live show maka semua shot dicatat oleh bagian pencatat dengan menyertakan timecode, isi adegan, dan tanda bagus atau tidak. Catatan ini nantinya akan berguna saat proses editing. Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap akhir shooting hari itu juga untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sudah bagus. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar